Nahdliyin.id - - Media Islam Rahmatan Lil 'Alamin

Kajian Kitab Al Hikam 07

لَا يُشَكِّكَنَّكَ  فِي الْوَ عْدِ عَدَ مُ وُقُوْعِ الْمَوْعُوْ دِ وَ إِ نْ تَعَيَّنَ زَمَنُهُ لِئَلَّا يَكُوْنَ ذَ لِكَ قَدْحًا فِي بَصِيْرَ تِكَ وَاِخْمَا دًالِنُوْ رِ سَرِيْرَ تِكَ.

“Janganlah kamu meragukan janji (Allah), karena tidak terjadinya apa yang telah Allah janjikan tersebut pada waktunya. Karena keraguanmu tersebut bisa menutupi mata-hatimu (bashirah) serta memadamkan nur cahaya batinmu (sirr-mu).”

Ustadz Salim Bareisy dalam terjemahnya di halaman 20:
Manusia sebagai hamba tidak mengetahui bilakah Allah akan menurunkan karunia rahmat-Nya, sehingga manusia jika melihat tanda-tanda ia menduga (mengira) mungkin telah tiba saatnya, padahal bagi Allah belum memenuhi semua syarat yang dikehendaki-Nya, maka bila tidak terjadi apa yang telah dikira-kira itu, hendaknya tiada ragu terhadap kebenaran janji Allah.

Sebagaimana yang terjadi dalam Sulhul-Hudaibiah, ketika Rasulullah saw menceritakan impiannya kepada sahabat, sehingga mereka mengira bahwa pada tahun itu mereka akan dapat masuk Mekah dan melaksanakan ibadah umroh dengan aman sejahtera (yaitu mimpi Nabi saw yang tersebut dalam QS. Al-Fath ayat 27). Sehingga ketika gagal tujuan umroh karena ditolak oleh bangsa Quraisy dan terjadi penandatanganan perjanjian Sulhul Hudaibiyah, yang oleh Umar bin Khatab dan sahabat-sahabat lainnya dianggap sangat mengecewakan, maka Umar ra mengajukan beberapa pertanyaan, dijawab oleh Nabi saw :”Aku hamba Allah dan juga utusan-Nya, dan Dia tidak akan mengabaikanku.”

Firman Allah:
“…Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah[2]:216)

Syaikh Fadhalla Hairi, dalam syarah Al-Hikamnya, mengatakan:
Untuk mempertahankan jalan yang tepat menuju pencerahan batin, kita harus membuang semua keraguan terhadap kesempurnaan, keadilan, dan kebijaksanaan Allah di balik terjadinya peristiwa-peristiwa sesuai dengan urutan dan waktunya yang tepat.

Yang terpenting adalah penyerahan diri sepenuhnya dan keyakinan total kita kepada kehendak dan tujuan Allah, meskipun kita mungkin sudah memperoleh ilham yang benar dan penglihatan batin menuju sebuah pencerahan maupun peristiwa, yang tidak terjadi.

====================================================================

Sahabat, kita memang selayaknya berjuang sekuat tenaga agar kita tidak tergelincir dalam situasi dan kondisi yang menyebabkan kita ragu terhadap janji Allah. Hal itu bisa kita cegah a.l. dengan:
a. Mengingat-ingat pertolongan-pertolongan Allah yang telah Dia anugrahkan kepada kita selama ini.
b. Mentafakuri dengan qalbu yang tenang, nash-nash yang menunjukkan bahwa janji Allah pasti Dia tunaikan.
c. Mewaspadai tipuan hawanafsu kita yang senantiasa membisiki kita dengan hal-hal yang mempertakuti kita kepada selain Allah.
d. Dll.

Wallahu A’lam bishshawwab.



Title : Kajian Kitab Al Hikam 07
Description : لَا يُشَكِّكَنَّكَ  فِي الْوَ عْدِ عَدَ مُ وُقُوْعِ الْمَوْعُوْ دِ وَ إِ نْ تَعَيَّنَ زَمَنُهُ لِئَلَّا يَكُوْنَ ذَ لِكَ قَدْحًا فِي بَصِيْر...

Dapatkan Berita Terbaru dari Kami Via Email: