Nahdliyin.id - - Media Islam Rahmatan Lil 'Alamin

Kajian Kitab Al Hikam 08



إِذَافَتَحَ لَكَ وِجْهَةً مِنَ التَّعَرُّ فِ فَلَا تُبَالِ مَعَهَاإِ نْ قَلَّ عَمَلُكَ , فَإِ نَّهُ مَا فَتَحَهَالَكَ إِ لَّا وَ هُوَيُرِ يْدُ أَ نْ يَتَعَرَّ فَ إِ لَيْكَ , أَ لَمْ تَعْلَمْ أَ نَّ التَّعَرُّ فَ هُوَ مُوْرِدُهُ عَلَيْكَ وَالْأَعْمَا لُ أَ نْتَ مُهْدِ يْهَا إِ لَيْهِ , وَأَ يْنَ مَا تُهْدِ يِهِ إِ لَيْهِ مِمَّا هُوَمُوْرِ دُهُ عَلَيْكَ ؟




“Apabila Dia membukakan bagimu suatu untuk ma’rifat (mengenal pada-Nya), maka jangan kauhiraukan soal amal-mu yang masih sedikit, sebab Dia tidak membukakan bagimu, melainkan Dia akan memperkenalkan diri kepadamu. Tidakkah kau ketahui bahwa ma’rifat itu semata-mata anugrah Allah kepadamu, sedang amalmu adalah hadiahmu kepada-Nya. Maka bagaimanahkah perbandingannya antara hadiahmu dengan anugrah-Nya kepadamu?”


Ustadz Salim Bahreisy ra. mensyarah dalam terjemahnya halaman 21 sebagai berikut:

Ma’rifat kepada Allah, merupakan puncak keberuntungan (falaha) seorang hamba, maka bila Dia telah membukakan bagimu suatu jalan untuk mengenal kepada-Nya, maka tidak usah kauhiraukan berapa banyak amal kebaikanmu. Sebab ma’rifat itu suatu karunia anugrah langsung dari Allah, maka ia sekali-kali tidak tergantung kepada banyak atau sedikitnya amal baik kita.

Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah saw bersabda, Allah berfirman:

“Apabila Aku menguji hamba-Ku yang beriman, kemudian ia tidak mengeluh kepada orang yang menemuinya, maka Aku lepaskan ia dari ikatan-Ku dan aku gantikan untuknya daging dan darah(diri) yang lebih baik daripada dari semula, dan ia boleh memperbaiki amalshalihnya,sebab yang lalu telah Kuampuni semua.”

Diriwayatkan: Allah telah menurunkan wahyu kepada salah seorang Nabi-Nya. Aku telah menurunkan bala’(ujian) kepada seorang hamba, kemudian ia berdoa, dan tetap Aku tunda permohonannya, akhirnya ia mengeluh, maka Aku katakan kepadanya, ‘Hamba-Ku bagaimana Aku memberikan rahmat-Ku kepada-mu, padahal Aku justru sedang memberimu Rahmat-Ku yang terselubung dalam bala’ tersebut.

Karena dengan segala kelakuan kebaikanmu engkau tak dapat sampai ke tingkat yang akan Aku berikan kepadamu, maka dengan bala’ itulah engkau dapat mencapai maqam dan hal di sisi-Ku.’

Sedangkan Syaikh Fadhala Hairi dalam terjemahnya halaman 8 mensyarah sebagai berikut:

Kita tidak bisa mengukur seluruh rahmat Allah, atau membandingkannya dengan ilusi-ilusi kita tentang pengorbanan atau amal kebaikan kita. Apa pun yang kita tunjukkan kepada Sang Khaliq tidak sebanding dengan apa yang telah Dia karuniakan kepada kita, yakni fithrah dan cahaya ruh serta jiwa.

Sesungguhnya, Dia adalah Pencipta dan Pemelihara segala sesuatu yang di dalam dan di sekitar (diri) kita, baik yang kasat mata/dhohir maupun yang ghaib/tak kasat mata. Kebutuhan-kebutuhan dan amal-amal kita hanyalah tanda dan pendahuluan menuju pembukaan qalbu dan pertolongan, yang sebenarnya sudah ada hanya terhijab dari kita.

===========================================================

Sahabats,

Bagi seorang shidiqqin seperti Syaikh Ibnu Aththoillah ra. dan para Ulama Akhlaq, keyakinan terhadap kesadaran posisi beliau sebagai seorang abdi/hamba di hadapan Allah SWT, telah menjadi dasar dari perilaku keseharian. Hal itu didasari oleh anugrah ma’rifatullah yang telah beliau-beliau rasakan, sehingga dalam setiap interaksinya dengan fenomena kehidupan ini, selalu kesadaran kesempurnaan, kepemurahan Allah Ar-Rahman Ar-Rahim menjadikan beliau selalu dalam kewaspadaan takwa yang sangat tinggi.

Semoga kita bisa meneladani perilaku para shidiqqin tersebut dalam kehidupan kita.

Laa haula wa laa quwwata illa bilahil Aliyyul Adhim.

Wallahu A’lam bishshawwab.




Title : Kajian Kitab Al Hikam 08
Description : إِذَافَتَحَ لَكَ وِجْهَةً مِنَ التَّعَرُّ فِ فَلَا تُبَالِ مَعَهَاإِ نْ قَلَّ عَمَلُكَ , فَإِ نَّهُ مَا فَتَحَهَالَكَ إِ لَّا وَ هُوَيُرِ ي...

Dapatkan Berita Terbaru dari Kami Via Email: