Nahdliyin.id - - Media Islam Rahmatan Lil 'Alamin

KH Maimoen Zubair: Indonesia Bukan Arab

Foto: suaramerdeka.com/Ilyas al-Musthofa

JAKARTA, suaramerdeka.com - Ketua Majelis Syariah Partai Persatuan Pembangunan KH. Maimoen Zubair mengingatkan bahwa Indonesia bukanlah Arab dan Arab bukanlah Indonesia. Sehingga, tidak tepat bila orang Indonesia yang kearan-araban.
“Islam Indonesia bukan Islam bangsa Arab. Kita ini adalah bangsa Indonesia dan bukan bangsa Arab,” katanya saat membuka Rapat Pimpinan Nasional II PPP di Jakarta, Selasa (23/5).
Menurutnya, bila ada pihak yang masih belum paham dengan hal itu, maka dapat dikatakan kurang berakal. Karena, orang yang berakal pasti tahu zaman. “Bagaimanapun juga, masa sekarang bukanlah masa dahulu dan sebaliknya. Bangsa ini jangan seperti orang yang tidak tahu arah dan gampang diombang-ambingkan,” ujarnya.
Dia menambahkan, Nabi Muhammad SAW tidak pernah kaku dalam berdakwah. Sehingga, pada akhirnya bisa mempersatukan jazirah Arab dalam panji Islam. “Lha wong jaman saiki kok arep digawe koyo jaman Nabi? Ya ora mungkin. Kok dipaksa-paksa? Memang tidak berakal itu namanya,” tandas Mbah Moen disambut tawa peserta rapimnas.
Menurutnya, dakwah para wali di nusantara diterima dengan baik oleh masyarakat saat itu. Hal tersebut karena para wali sangat menghormati kebudayaan dan tradisi yang ada. “Pada awalnya Islam hanya berkembang di bagian Barat Indonesia. Namun berkat jasa Walisongo yang menyebarkan agama Islam dengan damai, maka saat ini masjid bisa berdiri dari Sabang sampai Merauke,” tegasnya.
Adapun Ketua Umum DPP PPP M. Romahurmuziy dalam sambutannya menegaskan, tidak ada ajaran ‘pokoke’ dalam Islam. Hal itu karena agama berdiri di atas rasionalitas. “NKRI adalah wadah yang kita sepakati bersama. Para wali yang datang tidaklah dengan menghancurkan Majapahit. Bahkan, para wali yang datang tetap menghormati apa yang dihormati oleh umat Hindu yang saat itu merupakan mayoritas di nusantara,” tukasnya.
Dia mencontohkan, dalam berdakwah, Sunan Kudus membawa sapi yang didandani. Karena saat itu masyarakat Hindu sangat menghormati sapi. “Sunan Kudus tidak ingin umat Hindu merasa tersinggung atau dinistakan ajaran agamanya, karena umat Islam memotong sapi. Oleh karenanya, Sunan Kudus melarang umat Islam menyembelih sapi sebagai hewan qurban,” paparnya.
Namun hal itu bukan berarti Sunan Kudus mengharamkan apa yang sudah halal. Hal itu semata-mata karena Sunan Kudus memahami metode dakwah bahwa adat istiadat bisa menjadi sumber hukum. “Jikalau saat itu Sunan Kudus memerintahkan untuk memotong sapi sebagai hewan qurban, tentu Islam-nya yang akan ditolak. Padahal, saat itu umat Hindu nusantara menolak sapi untuk dikorbankan,” jelasnya.


Title : KH Maimoen Zubair: Indonesia Bukan Arab
Description : Foto: suaramerdeka.com/Ilyas al-Musthofa JAKARTA, suaramerdeka.com -  Ketua Majelis Syariah Partai Persatuan Pembangunan KH. Maimoen Zubair ...

Dapatkan Berita Terbaru dari Kami Via Email: